Rabu, 31 Mei 2017

Ancaman Tembakau

Tembakau mengancam kita semua. 
Katakan tidak pada tembakau. Lindungi kesehatan, kurangi kemiskinan, dan usung pembangunan. 

Lingkungan. Sampai 10 miliar rokok terbuang di lingkungan setiap hari. Limbah tembakau mengandung lebih dari 7000 zat kimia beracun. Puntung rokok bertanggung jawab atas 30-40% semua benda yag dikumpulkan di pembersihan pantai dan kota. Emisi asap tembakau menyumbang ribuan ton karsinogen, racun, dan gas rumah kaca manusia. 

Perempuan dan anak. Industri tembakau menyasar perempuan dengan menyiratkan bahwa pemakaian tembakau meningkatkan kesetaraan gender, glamor, pergaulan, dan kesuksesan. Sampai 7 dari 10 buruh tani tembakau adalah perempuan dan berkontak langsung dengan zat kimia berbahaya. 
1 dari 2 anak terpapar rokok secara pasif. Sampai 14% anak dari keluarga yang bertani tembakau tidak masuk sekolah dan malah bekerja di ladang tembakau. 
Dampak kesehatan dan ekonomi. Tembakau membunuh lebih dari 7 juta orang setiap tahun. Tembakau mengancam kesehatan, ekonomi, dan pembangunan. 12% kematian orang berusia di atas 30 tahun akibat tembakau. Biaya tahunan global dari pemakaian tembakau adalah 1,4 triliun dolar AS dalam belanja perawatan kesehatan dan kehilangan produktivitas dari penyakit dan kematian dini. 

Kemiskinan. 226 juta pemakai tembakau dewasa hidup dalam kemiskinan. Terkadang lebih dari 10% penghasilan rumah tangga dihabiskan untuk produk tembakau, artinya lebih sedikit dana untuk pangan, pendidikan, dan kesehatan. Penyakit terkait tembakau, termasuk penyakit jantung, paru-paru, dan kanker, meninggalkan banyak keluarga tanpa pencari nafkah utama, sementara dalam waktu yang sama meningkatkan biaya perawatan kesehatan. 

Selasa, 02 Mei 2017

Beasiswa MEXT untuk lulusan SMA

Menyambut penghardikan nasional.

Kartini mengalihkan beasiswa Hindia Belanda karena memilih menikah dapat dana dan kuasa untuk buka sekolah sendiri daripada keburu tua di menara gading, sedangkan Agus Salim menolak tidak sudi menerima lungsuran yang tidak menghargai prestasi pribadinya dan memutuskan bahwa pendidikan kolonial adalah doktrin berbahaya yang harus dihindari oleh anak-anaknya.

Berbeda dari kawan lain yang menjadikannya titik tolak membangun karier, saya sendiri menyambut hasil pampasan perang, remah-remah tebusan dari kesengsaraan leluhur ini dengan niat awal sekadar butuh dana kuliah yang belum tentu mampu disediakan oleh keluarga, ingin mampir ke Disneyland (halah), dan terutama tertarik mengakses manga dari sumber asli. Selain itu karena telanjur lolos saringan, harus menghindarkan sekolah saya kejeblos daftar hitam seandainya saya berkecut hati mengundurkan diri.

Mungkin saya salah satu yang sangat beruntung kebagian berangkat bersama teman angkatan yang lucu-lucu dan berjumpa dengan rekan-rekan negeri lain, sempai-kohai dkk, sehingga ketiga cita-cita saya yang cemen rendahan itu pun segera terkabul, walaupun sebaliknya mungkin justru merugi kehilangan momen-momen masa remaja yang jauh lebih layak dialami di tanah air gara-gara berangkat terlalu cepat. Kalau soal akses ilmu, lah zaman sekarang mestinya sih bisa diperoleh dari berbagai sumber dengan lebih leluasa. Tapi bukankah hidup adalah bagaimana menikmati pilihan?

Beasiswa Monbukagakusho pemerintah Jepang kembali dibuka bagi program S1, D3, dan D2. Silakan disebarkan kepada siapa saja yang punya saudara, anak cucu, keponakan, teman, tetangga sebelah, dll lulusan SMA dan sederajat tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya yang barangkali berminat dan bernyali untuk mengikuti jejak kami :-*

Informasi lengkap http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_slta2018.html