Senin, 20 Maret 2017

Harimau Bahagia



Entahlah ... belasungkawa mendengar ada patung maung soméah tak bersalah yang telah berdiri tegar ceria sepanjang 6 tahun bertugas, tiba-tiba diruntuhkan hanya gara-gara pemiliknya tersinggung tak sudi dijadikan bahan tertawaan yang viral di media sosial.
Sumber: Brilio, Detik, BBC Indonesia, Tribun, Hai, Kompas.
English: BBC UK, Mashable, Jakpost, Independent



Mojok menyayangkan penghancuran oleh Pangdam yang mengabaikan selera humor demi menjaga citra kegarangan, padahal dapat meneladani Ibu Susi yang merangkul meme justru demi menaklukkan internet (bahkan salah satu fotonya telah dipajang dengan sang macan lucu untuk merayakan hari π sedunia 14 Maret).

Sementara itu, Petnyaku mengingatkan kita untuk lebih memperhatikan nasib harimau yang sesungguhnya, terutama harimau Sumatera yang terancam punah karena ruang hidupnya di hutan terganggu oleh pembangunan infrastruktur dan perluasan tambang atau kebun sawit.




Bagi saya, sebagai sebuah karya seni, sang harimau telah layak memenuhi syarat. Dia mampu menggugah beraneka ragam luapan perasaan mengharu-biru. Bahwa rupanya dinilai tidak sesuai sebagai perlambangan Siliwangi, itu semestinya disikapi oleh pihak Koramil sendiri sejak 6 tahun yang lalu, bukan tunduk pada penghakiman masyarakat internet. Tentu sejak awal perlu ada pertimbangan prosedur pengadaan lambang, apakah terjadi penggelapan anggaran, apakah seniman ditunjuk secara KKN atau malah tidak dibayar dengan semestinya? Kabarnya ini sumbangan pribadi seorang pensiunan tentara dari rayon tersebut, sehingga justru perlu dihargai sebagai kenang-kenangan ...
Terlepas dari hal tersebut, seberapa mendesakkah perbaikan wajah garang sebuah patung? Dibandingkan dengan segala ketidakwarasan perencanaan dan penerapan pembangunan di sekitar kita? Daripada penyelamatan harimau asli di habitatnya sendiri?

Andai saja tindakan sesigap itu dilakukan juga dalam menanggapi dengan cepat keluhan masyarakat terhadap masalah pengadaan sarana-prasarana publik dan kinerja pelayanan dasar ...


Untuk melipur lara, mari ikut buat kaos, lukisan, patung, dan hastakarya kertas lipatnya.





***"Harimau Bahagia" mengingatkan pada judul cerpen kegemaran saya tentang sebuah patung lain, "The Happy Prince" yang pernah saya ungkit sebelumnya.

Tidak ada komentar: