Kamis, 15 Februari 2007

Debar Jantungku

Gebrakan buat para penggemar telenovelalalala.
(Eh, masih berjaya gak ya? Serasa ditenggelamkan sinemasia)
Ingat-ingat lagi, di Jepang gak pernah lihat telenovelatina...
Makhluk-makhluk latin asli dan campuran sih beredar di asrama.

Día y noche en ritmo constante ... siang dan malam dengan irama teratur
opera dentro del cuerpo humano ... bekerja di dalam tubuh manusia
una maquina maravillosa: ... sebuah mesin yang hebat:
el corazón ... jantung




El corazón humano, ... jantung manusia
un órgano hueco de cuatro cámaras ... adalah alat tubuh beruang empat
La sangre desoxigenado entra ... darah yang terdeoksidasi masuk
la aurícula derecha del cava venae ... ke serambi kanan melalui pem vena

Cuando la aurícula se contrae ... ketika serambi berkontraksi
sangre fluye en el ventrículo derecha ... darah mengalir ke dalam bilik kanan
Y ... a los pulmones ... lalu menuju ke paru-paru
para purificación ... untuk dibersihkan
Mientras sangre purificada es desalojara ... darah yang telah bersih dialirkan
por el ventrículo izquierdo a los extremos ... oleh bilik kiri ke anggota tubuh

El corazón es una pompa muscular ... jantung adalah pompa berotot
que mantiene circulación ... yang mengatur peredaran
de la sangre de nuestra vida ... darah dalam hidup kita

Lube-dub, lube-dub, lube-dub, ... dagdigdug dagdigdug dagdigdug,
lube-dub, ¿Suena familiar? ... dagdigdug, kenalkah pada bunyi ini?
Estos son los sonidos de las válvulas ... ini adalah bunyi katup-katup
se abriendo y se cerrando ... membuka dan menutup
de corazón ... Jantung

¡Aorta! ... Aorta!
Tú eres la artería más grande ... kau adalah arteri paling besar
en el cuerpo ... di dalam tubuh
¡Aorta! ... Aorta!
Tú eres de la misma anchura ... kau adalah selebar
que una manguera de jardín ... selang air yang ada di kebun

El corazón es una pompa muscular ... jantung adalah pompa berotot
que mantiene circulación ... yang mengatur peredaran
de la sangre de nuestra vida ... darah dalam hidup kita

Puede continuar a latir ... dia bisa berdetak lama
después de su eliminación del cuerpo ... setelah dilepaskan dari tubuh
como vemos en ... seperti kita lihat pada
el corazón de esta tortuga ... jantung kura-kura ini

El conjunto rock de arena Corazón ... Band rock arena, Heart,
tuvo un éxito número uno ... punya hit nomor satu
en '87 con la canción ... pada tahun 1987 dengan lagunya
"Sola" ... "Alone" (Sendiri)
"Sola" ... "Alone" (Sendiri)

Desde acciones animados de nuestro niñez ... dari gerakan bayi yang bersemangat
a el paso sentando de la vejez ... sampai ke gerak tenang lanjut usia
el corazón late dos mil millones y medio veces ... jantung berdetak 2,5 miliun kali
(aproximadamente) ... (kira-kira)
Entonces... ¡está muerto! ... dan kemudian... kau mati!
*****

Konsep jantung/hati entah kenapa dari dulu selalu tercampur aduk antara biologi dan sastra, terutama dalam kata-kata cinta.
Kalau empedu, lambung, paru dan sumsum di mana wewenangnya?
Kasihan kalau mereka tersia-siakan.
*****
Yang jelas, anak yang berkecimpung dalam fisika atau elektronika, perlu mencoba menerapkan sistem hubungan seri dan paralel di kehidupan nyata.

Selasa, 13 Februari 2007

Honne dan Tatemae

Orang selalu memasang topeng yang disebut "persona" (tatemae) dalam kehidupan sehari-harinya. Itu adalah wajah yang dipasang ketika berceramah, jalan-jalan di sekitar rumah, bergaul dengan masyarakat. Wajah yang penuh keselarasan, aturan, logika.
Di balik topeng tersebut, mereka memasang wajah aslinya (honne): hal paling rahasia, selera tersembunyi, idam-idaman. Wajah yang penuh kegembiraan, kekacauan, amarah.
Terkadang bahkan sang pemilik wajah pun tak pernah tahu rautnya seperti apa.

Di Jepang, di mana "budaya malu" dipegang teguh sebagai norma masyarakat yang penting, kedua wajah bisa jadi sangat berbeda.
Tetapi orang-orang dari dunia hiburan menunjukkan cara yang paling mudah dan sederhana (yang tentu saja konyol) untuk memahaminya.
Sebagai contoh, perkenankan saya menggunakan paspor lama saya (sekaligus mengingatkan diri sendiri bahwa saya harus segera memperbaruinya... aaaaaarrrgggh...)



  1. Pilih potret wajah anda yang menghadap ke depan
  2. Belah tengah lurus dari ubun-ubun sampai dagu
  3. Cerminkan masing-masing bagian menjadi dua wajah utuh
  4. Periksa hasilnya serupa tapi tak sama

hontatelefthontateright

Karena wajah manusia tidak persis simetris, dan ada bayang-bayang yang ditimbulkan oleh sudut pencahayaan, kedua sisi akan menampilkan dua wajah yang berbeda: Wajah Apollo (tatemae) dan wajah Dionysos (honne).
Namun, masih ada satu masalah tertinggal bagi saya: Sisi mana yang bisa saya anggap sebagai honne atau tatemae? Bagi orang normal, honne adalah sisi kiri wajah yang telah dicerminkan, sedangkan tatemae adalah sisi kanan. Namun sebagai orang kidal, apakah saya harus memilih sebaliknya?

Bagi saya, kedua sisi sama-sama terlihat devilish.
Sayalah Janus, alpha dan omega, yang awal dan yang akhir. Tsaaah...

Senin, 05 Februari 2007

Dunia Lumpur

Tak kusangka skala bencana ini begitu besar, tadinya aku hanya menyangka aku salah tempat saja sampai kelelep begitu. Ternyata banyak yang lebih parah, rumah p'Iman bahkan tenggelam sak atap-atap. Sampai-sampai terowongan jalan aku sangka parit selokan. Mobil tetanggaku yang baru memulai kredit mobil sebulan ini, terperangkap di kubangan karena jalan keluar longsor.



Jumat siang hari, sebelum cowo-cowo berangkat shalat, aku menyelinap dengan kamera dinas untuk mengabadikan daerah rumah. Ternyata jalan besar pun sudah menjadi lautan cokelat. Banyak bule-bule sedang sibuk dievakuasi sambil melambai-lambaikan tangan ke penduduk setempat.

banjirroadbanjirmanggar

Memang sangat menguntungkan hidup minimalis, nothing to lose and everything to gain. Ternyata, kasurku yang kusangka telah terendam habis, masih bertahan mengapung dengan gagah perkasa, terangkat sak tempat tidurnya oleh kasur butut dari pemilik rumah.

banjirpintubanjirbed

Jadi ingat kalau Vidia pernah meminta aku meneruskan tugasnya menulis tentang banjir. Sudah banyak bahan yang dia kumpulkan, dia serahkan padaku. Tapi aku tolak, karena memang tidak memahami permasalahan dan belum berpengalaman. Dia kecewa. Dan kini tentunya aku wajib melanjutkan pekerjaan terbengkalai itu.

Karena lampu mati lagi, aku mengungsi ke rumah Rah di ujung dunia sana demi menumpang makan dan melepaskan ketegangan. Sampai sekitar jam enam sore, untuk pertama kalinya menggunakan jasa bus antarkota karena lebih dekat dan aman menuju terminal daripada stasiun (biasanya memilih kereta api).

Tak diduga, memang takdirnya bisa bertemu seorang adik kelas dari masa perjalanan ke Barat... dan dia mengingatkanku bahwa kita sudah pernah kebanjiran, di dalam tenda hijau. Jadi, ini banjir yang kedua kalinya dalam hidupku...
Beruntung dia sudah gajian dan sebagai sumbangan bagi pengungsi, aku ditraktir pulang g-r-a-t-i-s-a-a-a-n.

Sesampai di rumah jam 11 malam, ada kabar yang lebih hebat lagi. Hari Kamis sebelum malapetaka itu tiba, ada yang menemukan bungkusan santet/pelet/guna-guna (???) berisi kain kafan, padi, bawang, serbuk besi, terasi, dll di depan halaman rumah ibuku. Entah siapa yang dituju: para tetangga sebelah (satu restoran, satunya lagi bank) atau anak buah (perawat, sopir, tukang) atau salah satu anggota keluarga, siapa sih yang berani-beraninya memusuhi kami?
Walhasil setelah melalui musyawarah besar, mereka memutuskan untuk mengalirkannya ke kali Cikapundung. Apakah itu yang memantul padaku sehingga kebanjiran di malam Jumat Kliwon, dan kemudian melimpah ke seluruh ibukota?
Tentu saja, bukankah dunia berputar mengitariku...

Jumat, 02 Februari 2007

Laut Cokelat

Hujan deras sekali. Aku sedang mengerjakan transkrip konyol diskusi masalah kemiskinan sambil mengunduh bab paling mutakhir Pluto ketika komputerku, dan seluruh listrik sekitar kompleks kecuali lampu merah, padam tiba-tiba. Saat itulah aku baru sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 10.15 malam, maka aku segera berlari pulang menelusuri jalan-jalan sempit dalam kegelapan, sambil berjanji dalam hati akan bolos kerja saat hari kembali cerah.

Tapi mimpi buruk baru akan dimulai. Aku mendapati tempat tidurku sudah mengapung dalam air kotor sepinggang.

Banjir sungguhan pertama dalam hidupku.

Ternyata tidak mengerikan. Malah cukup menarik, heboh, menegangkan. Aku menyesal tidak memegang kameraku saat itu.

Pak Satpam yang baik hati menawarkan bantuan untuk menyelamatkan berkas-berkas berharga. Untungnya, aku tidak pernah menyimpan barang yang benar-benar berharga di kamar. Semua ijasah dan komik-komikku kusimpan di laci kantor. Tapi dia tetap menemaniku berkubang lumpur kembali ke kamar mengangkut baju-baju, seterikaan dan bantal guling untuk diungsikan ke kantor. Aku meninggalkan piring-piring di dapur, dan mungkin kerugian paling parah hanyalah kompor listrik dan kasur kapuk yang mungkin sudah tenggelam sekarang.

Aku mandi di wastafel, dan melewatkan sisa malam dalam kegelapan. Aku sms Anggun yang tinggal di sekitar kompleks. Katanya dia sedang bersembunyi di loteng, karena laut cokelat di sana sudah setinggi dada. Kuharap putrinya sehat-sehat saja, itu yang paling penting.

Sekitar Shubuh, listrik menyala kembali. Manajer Administrasi menelepon pagi-pagi. Karena lalu lintas macet sekali, dan di beberapa tempat lain listrik padam bergilir, dia mengatakan semua boleh pulang hari ini. Tapi ke mana? Ke tempat tidurku yang mengapung?
Mau pergi ke manapun, aku tidak perlu izin siapa pun. Paling parah dapat peringatan, catatan kelakuan buruk, atau dipecat.
Tapi peduli amat. Pokoknya aku masih hidup.